Detail Cantuman

Aplikasi Unsur P Dan K Untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.); Studi Pemupukan Pada Varietas Cilembu di Dataran Rendah. Di bimbing oleh Ir. Muqwin Asyim RA, MP dan Jumiatu, SP, M.Si

Dwi Yanuar Abadi Sugiarto
Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan
Jurusan Produksi Pertanian


ABSTRAK

Ubi jalar merupakan komoditas tanaman pangan yang berpotensi sebagai program diversifikasi pangan. Tanaman ubi jalar umumnya dibudidayakan di dataran tinggi. Jika secara terus menerus dibudidaya di dataran tinggi maka akan berpengaruh terhadap penurunan tingkat kesuburan tanah. Oleh karena itu, dilakukan pemanfaatan dataran rendah untuk budidaya ubi jalar. Kendala dalam berbudidaya diluar habitat tanaman yaitu daya adaptasi dari tanaman dan ketahanan tanaman terhadap serangan organisme pengganggu tanaman. Upaya untuk mempertahankan tanaman ubi jalar di dataran rendah yaitu dengan memenuhi kebutuhan unsur hara agar mampu beradaptasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2017 hingga bulan April 2018 di Desa Antirogo Kecamatan Sumbersari, Jember pada ketinggian tempat 87 m dpl menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dua faktor. Faktor pertama yaitu dosis unsur P (TSP) dengan 3 taraf 15 kg/ha, 25 kg/ha dan 35 kg/ha sedangkan faktor yang kedua unsur K (KNO3) dengan 3 taraf yaitu 75 kg/ha, 100 kg/ha dan 125 kg/ha. Parameter tanaman yang diamati terdiri dari jumlah umbi per sampel, berat umbi per sampel, berat umbi per plot, panjang umbi per sampel, diameter umbi, dan uji kadar gula. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur P berpengaruh nyata terhadap berat umbi per sampel, unsur K berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah umbi dan berpengaruh sangat nyata terhadap uji kadar gula sedangkan interaksi antara unsur P dan K berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi dan berat umbi per sampel.

Kata kunci: Ubi jalar, TSP dan KNO3












Application of P and K Elements to Increase the Production of SweetPotatoes (Ipomoea batatas L.)"Study of Fertilization in Varieties of Cilembu in the Lowlands.Guided by Ir. MuqwinAsyim RA, MP and Jumiatu, SP,M.Sc.

Dwi Yanuar Abadi Sugiarto
Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan
Jurusan Produksi Pertanian


ABSTRACT

Sweet potato is a food crop commodity that has the potential as a food diversification program. Sweet potato plants are generally cultivated in the highlands. If it is continuously cultivated in the highlands, it will affect the decrease in soil fertility. Therefore, lowland utilization is carried out for sweet potato cultivation. Constraints in cultivating outside plant habitats are the adaptability of plants and the resistance of plants to the attack of plant disturbing organisms. Efforts to maintain sweet potato plants in the lowlands is to meet the needs of nutrients to be able to adapt. This research was conducted in December 2017 until April 2018 in Antirogo Village, SumbersariSubdistrict, Jember at an altitude of 87 m above sea level using a two-factor randomized block design. The first factor is the dose of element P (TSP) with 3 levels of 15 kg / ha, 25 kg / ha and 35 kg / ha while the second factor is element K (KNO3) with 3 levels of 75 kg / ha, 100 kg / ha and 125 kg / ha. The observed plant parameters consisted of the number of tubers per sample, tuber weight per sample, tuber weight per plot, tuber length per sample, tuber diameter, and sugar content test. The results showed that the P element significantly affected the weight of tubers per sample, the element K significantly affected the parameters of the number of tubers and had a very significant effect on the sugar content test while the interaction between P and K elements significantly affected the number of tubers and tuber weight per sample
.
Keywords: Sweet potatoes, TSP and KNO3