RINGKASAN
Karakteristik Fisik Dan Kimia Daging Puyuh (Coturnix cuturnix japonica L) Dari Berbagai Pemberian Probiotik, Miratus Sholikhah, Nim B32150945, Tahun 2018, 42 halaman, Program Studi Teknologi Industri Pangan, Politeknik Negeri Jember, Dr. Titik Budiati, S.Tp, MT, MSc (Pembimbing).
Pemberian probiotik merupakan faktor yang sangat penting untuk dapat menghasilkan kualitas daging yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan probiotik terhadap kualitas fisik dan gizi daging puyuh (Coturnix cuturnix japonica L). Penelitian ini dilakukan di BPTBA LIPI Yogyakarta dengan 5 perlakuan yang berbeda.
Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Yogyakarta, disingkat BPTBA LIPI Yogyakarta, sebelumnya bernama UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK) merupakan satuan kerja setingkat eseton III pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di bawah Kedeputian bidang Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT) LIPI. Perubahan nama ini bagian dari organisasi yang bertujuan untuk memperluas tugas pokok dan fungsi di bidang penelitian sehingga cakupan kegiatan menjadi lebih komprehensif, tidak hanya terbatas pada pengembangan (developing) tapi juga menyasar pada penelitian dasar (basic research).
Daging puyuh merupakan produk daging yang sedang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Keunggulan dari daging puyuh adalah kandungan proteinnya tinggi, serta rendah lemak. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas ternak yang sekarang sedang berkembang yaitu dengan memperbaiki pakan ternak menggunakan mikroorganisme seperti probiotik. Pemberian bahan tambahan pakan pada ransum ternak dapat digunakan untuk mengembangkan produksi ternak sehingga dapat dihasilkan produk daging bernilai gizi tinggi. Pada penelitian ini yang berjudul Karakteristik Fisik Dan Kimia Daging Puyuh (Coturnix cuturnix japonica L) Dari Berbagai Pemberian Probiotik, bertujuan untuk mengetahui kualitas daging dengan 5 perlakuan yang berbeda-beda yaitu (A) kontrol (non-probiotik), (B) probiotik BAL AKK -30 (10⁷), (C) khamir B-18 (10⁵), (D) kombinasi BAL+khamir, dan (E) probiotik komersial. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian uji kadar air menunjukkan pengaruh yang tidak nayata, yaitu (A) 75,93%, (B) 72,47%, (C) 71,835%, (D) 68,63%, (E) 69,58%. Kadar abu memberikan pengaruh yang tidak nayata yang hasilnya adalah (A) 1,21%, (B) 1,41%, (C) 1,40%, (D) 1,32%, (E) 1,16%. Kadar lemak pada daging tidak berpengaruh nayata (A) 3,86%, (B) 3,17%, (C) 3,83%, (D) 5,92%, (E) 5,56%. Kadar protein menujukkan pengaruh yang tidak nyata yaitu (A) 20,68%, (B) 20,74%, (C) 21,14%, (D) 21,38%, (E) 20,39% dan untuk serat kasar memberikan pengaruh yang tidak nyata yaitu (A) 4,51%, (B) 4,60%, (C) 5,44%, (D) 4,87%, (E) 4,36%. Sedangkan untuk uji fisik pada pH menghasilkan pengaruh yang nyata yaitu (A) 5,79, (B) 5,75, (C) 5,70, (D) 5,69, (E) 5,65, Daya ikat air memberikan pengaruh yang tidak nayata yaitu (A) 33,77%, (B) 35,13%, (C) 30,64%, (D) 32,44%, (E) 33,23%. Susut masak pada daging berpengaruh nyata (A) 27,99%, (B) 28,38%, (C) 28,79%, (D) 32,05%, (E) 28,06%, dan pada keempukan menghasilkan tidak berpengaruh nyata yaitu (A) 2,38kg/cm², (B) 2,38kg/cm², (C) 2,48kg/cm², (D) 2,41kg/cm², (E) 2,68 kg/cm². Jadi dari hasil penelitian dapat disimpulakan bahwa penambahan probiotik pada kandungan gizi daging puyuh tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air,abu,lemak,protein dan serat kasar. Sedangkan untuk pemberian probiotik pada kualitas fisik daging puyuh tidak berpengaruh nyata pada daya ikat air, tetapi berpengaruh nyata terhadap susut masak, pH dan keempukan.