Detail Cantuman

PenggunaanPupukMajemukGrowmoreTerhadapPertumbuhan Dan MultiplikasiKrisan (Chrysanthemum indicum L.) Secara In Vitro, Desi Puspita Ratih, NIM A31151424, Tahun 2018, 64 hlm, Produksi Pertanian, Politeknik Politeknik Negeri Jember, Dr. Ir. Kasutjianingati, M.Si (Dosen Pembimbing).

Krisan(Chrysanthemum indicumL.) merupakantanaman yang umumdigunakansebagaitanamanhias.Bunga krisan merupakan bunga yang sangat populer dikalangan masyarakat nasional dan internasional karena bunga ini memiliki warnadanbentuk yang menarik serta memiliki daya simpan yang lebih panjang,sehinggadigunakansebagaibungapotongmaupunbunga pot. Peluangusahabudidayatanamankrisansangatbaik, karenapermintaan baik dalammaupun luar negeri selalu mengalami peningkatan pada setiap tahunnya dan harganya relatif stabil. Menurut data BPS tahun 2014 diketahui total produksi bunga krisan sekitar 427.248.059 tangkai atau sekitar 57,67 persen dari total produksi bunga potong di Indonesia.Permintaan terhadap bunga krisan setiap tahunnya mengalami peningkatan 25% per tahun. Permasalahan yang sekarangdihadapiadalahterbatasnya benih yang berkualitas yang terbebas dari virus dan penyakit serta lamanya pemesanan bibit.Masalahkurangnyabibitkrisandapatdiatasidenganteknikperbanyakanin vitro.Perbanyakan secarain vitro merupakansebuahteknik yang digunakanolehpemuliatanamanuntukmenghasilkanbibit yang memilikikualitas yang baikdenganwaktu yang singkat, namun pemenuhan bahan – bahan sintetis MS (Murashige dan Skoog) membutuhkan waktu pemesanan yang lama serta harga yang mahal.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengganti media MS dengan pupukmajemukGrowmoredan air kelapa untuk mengatasimasalahpenyediaanbibitsecarain vitro. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember pada 30 Januari – 9 Juni 2018 menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan 4 taraf perlakuan yaitu G0 (MS + 15% air kelapa), G1 (1 g/l Growmore + vitamin MS + 15% air kelapa), G2 (1,5 g/l Growmore + vitamin MS + 15% air kelapa) dan G3 (2 g/l Growmore + vitamin MS + 15% air kelapa). Parameter yang diamati adalah awal muncul tunas, tinggi tanaman, jumlah ruas, jumlah daun,jumlah tunas, jumlah akar, dan multiplikasi tunas. Penanaman dilaksanakan 2 kali, yaitu pada 3 April merupakan awal penanaman dan pada 5 Mei subkultur. Data yang diperoleh setiap parameter dianalisis dengan menggunakan uji F taraf 5% dan 1%. Apabila antar perlakuan terjadi perbedaan nyata (signifikan) akan dilanjutkan diuji BNJ 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berbagai komposisi media menunjukkan hasil yang berbeda nyata (signifikan) pada beberapa parameter pengamatan. Penggunaan media MS berpengaruh lebih baik terhadap pertumbuhan dan multiplikasi krisan dibanding dengan penggunaan pupuk Growmore. Konsentrasi pupuk Growmore 1 gr/l memiliki pertumbuhan dan multiplikasi terbaik dibanding dengan konsentrasi pupuk Growmore yang lain. Penggunaan media pupuk Growmore belum mampu mengganti peran media MS, karena media MS memiliki kandungan yang lebih lengkap dibanding dengan Growmore.