Detail Cantuman

RINGKASAN
Usaha Meningkatkan Produksi Puyuh Petelur (Cortunix-Cortunix japonica) dengan Penambahan Vitamin C pada Pakan Non Komersial. Mochammad Arif Taufiqy, NIM C31150083, Tahun 2018, 57 hlm., Jurusan Peternakan, Politeknik Negeri Jember, Ir. Anang Sutirto Adi, MP. (Dosen Pembimbing).

Ternak puyuh merupakan jenis unggas yang sudah cukup lama dipelihara di Indonesia dan telah dimanfaatkan sebagai bahan pangan sumber protein hewani, yaitu daging dan telur. Puyuh petelur termasuk ternak dengan produktivitas yang relatif tinggi. Singkatnya siklus hidup burung puyuh menyebabkan unggas ini cepat berproduksi, yaitu saat berumur 35 hari sudah mulai bertelur. Dan dalam satu tahun puyuh betina bertelur sebanyak 250-300 butir/tahun. Namun seringkali produktivitas telur puyuh terganggu karena puyuh petelur mengalami stress. Vitamin C dapat digunakan sebagai anti stress, mengurangi radikal bebas, meningkatkan ketahanan tubuh. Penyebab stress pada ternak ialah perubahan cuaca, cuaca ekstrim, pergantian pakan, dan upaya handling ternak..
Kegiatan usaha pemeliharan ini bertujuan untuk mengetahui produksi puyuh petelur melalui penambahan vitamin C 350 mg/kg pakan non komersil. Parameter yang diamati adalah konsumsi pakan, produksi telur, konversi pakan, biaya pakan dan Income Over Feed Cost (IOFC).
Hasil pemeliharaan puyuh petelur menunjukkan bahwa penambahan vitamin C sebesar 350 mg/kg dalam pakan non komersil dapat menjaga dan meningkatkan konsumsi pakan, produksi telur, dan konversi pakan puyuh petelur. Kegiatan usaha dihitung dalam perhitungan Income Over Feed Cost (IOFC) yaitu selisih pemasukan dari harga puyuh petelur yang dihasilkan lebih besar dibanding dengan biaya pakan yang diperlukan selama pemeliharaan puyuh petelur pada umur 8 minggu sampai 15 minggu (2 bulan).