Detail Cantuman

RINGKASAN
“Teknik Budidaya Tanaman Selada Butter Head (Lactuca sativa L.) Dengan Sistem pertanian Organik di CV. Golden Leaf Farm Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali” Danial Rizal Halimi, NIM A31150139, Program Studi Produksi Tanaman Hortikultura, Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember,Ir. Suratno, MP (Pembimbing).
Salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pertanian organik adalah CV. Golden Leaf Farm yang merupakan salah satu alasan sebagai tempat praktek kerja lapangan (PKL). Dimana sistem pertanian organik ini merupakan wujud kesadaran masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam system pertanian konvensional. Menurut IFOAM (2008), pertanian yang holistik yang mendukung dan mempercepat biodiversiti, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Sertifikasi produk organik yang dihasilkan, penyimpanan, pengolahan, pasca panen dan pemasaran harus sesuai standar yang ditetapkan oleh badan standardisasi.
Menurut Badan StandardisasiNasional (2002), "Organik" adalah istilah pelabelan yang menyatakan bahwa suatu produk telah diproduksi sesuai dengan standar produksi organik dan disertifikasi oleh otoritas atau lembaga sertifikasi resmi. Pertanian organik didasarkan pada penggunaan masukan eksternal yang minimum, serta menghindari penggunaan pupuk dan pestisida sintetis. Praktek pertanian organik tidak dapat menjamin bahwa produknya bebas sepenuh-nya dari residu karena adanya polusi lingkungan secara umum. Namun beberapa cara digunakan untuk mengurangi polusi dari udara, tanah dan air. Pekerja, pengolah dan pedagang pangan organik harus patuh pada standar untuk menjaga integritas produk pertanian organik. Tujuan utama dari pertanian organik adalah untuk mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas komunitas interdependen dari kehidupan di tanah, tumbuhan, hewan dan manusia. Sejauh ini pertanian organik disambut oleh banyak kalangan masyarakat, meskipun dengan pemahaman yang berbeda.
vi
Salah satu jenis sayuran yang dibudidayakan secara organik adalah jenis tanaman selada (butter head). Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan sayuran daun yang bayak dikonsumsi oleh kalangan masyarakat. Disamping itu selada banyak dipilih oleh masyarakat karena memiliki warna, tekstur dan aromanya yang menyegarkan. Selada dikenal sebagai sumber mineral, pro-vitamin A, vitamin C, dan serat (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Hasil dari produksi selada butter head memiliki harga yaitu Rp. 23.000/kg. keuntungan yang di dapat dari lahan selada romain sebesar Rp. 2.447.850. Keuntungan tersebut meingkat karena harga jual yang stabil dan juga karena hasil yang meningkat pada musim kemarau sehingga dapat meningkatkan keuntungan. Nilai BEP harga pada budidaya tanaman selada butter head sebesar Rp. 7.268,32/kg, BEP Produksi budidaya tanaman selada romain sebesar 49,17 /kg. Nilai BEP harga dan produksi berfungsi untuk mengetahui suatu besaran harga minimal atau produksi minimal untuk memperoleh titik impas sehingga tidak dikatakan rugi atau untung. Nilai B/C ratio pada budidaya tanaman selada butter head adalah 2,16. Nilai R/C ratio pada budidaya tanaman selada romain 3,16. Nilai B/C ratio dan R/C ratio untuk mengetahui nilai keuntungan berdasarkan besaran biaya produksi yang di keluarkan, sedangkan nilai R/C ratio berfungsi untuk mengetahui kelayakan usaha tani untuk diusahakan. Suatu usaha tani dikatakan layak untuk diusahakan atau untung jika R/C ratio > 1.