Detail Cantuman

RINGKASAN
Usahatani Umbi Bibit Bawang Merah Varietas Tuk Tuk Asal TSS (True Shallot Seed) pada Beberapa Tingkat Kerapatan Benih dengan Jarak Baris 10 cm, Siska Wati Ningsih, NIM A31151147, Tahun 2018, 77 hlm., Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember, Dr. Edi Siswadi, MP (Pembimbing).
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang digunakan sebagai salah satu bahan yang tidak dapat dipisahkan dari masakan sehari-hari seluruh masyarakat Indonesia. Permintaan bawang merah akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya penduduk Indonesia. Di Indonesia produksi bawang merah dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Seiring dengan peningkatan produksi, fluktuasi harga bawang merah selalu menjadi permasalahan pasar bawang merah. Agar kestabilan harga bawang merah dapat tercapai maka perlu untuk stabilitas meningkatkan produksi. Peningkatan produksi bawang merah dapat dilakukan dengan budidaya melalui teknologi bawang merah menggunakan biji atau TSS.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kerapatan benih bawang merah varietas Tuk Tuk asal TSS pada jarak baris 10 cm terhadap hasil umbi mini dan mengetahui kelayakan usahatani umbi bibit bawang merah varietas Tuk Tuk asal TSS pada tingkat kerapatan benih dengan jarak baris 10 cm. Penelitian ini dilaksanakan di lahan jalan Danau Tondano Jember dengan ketinggian tempat ± 89 mdpl pada 31 Oktober 2017 sampai dengan 18 Januari 2018 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor dengan 4 taraf perlakuan yaitu K1 (2 g TSS/m2), K2 (3 g TSS/m2), K3 (4 g TSS/m2), K4 (5 g TSS/m2) dan diulang sebanyak 6 kali. Parameter yang diamati adalah persentase tumbuh, tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah umbi per tanaman, diameter umbi, bobot umbi segar per sampel, bobot umbi kering per sampel, bobot umbi segar per petak, bobot umbi kering per petak dan susut bobot. Data yang diperoleh setiap parameter dianalisis dengan menggunakan uji F taraf 5% dan 1 %. Apabila antar perlakuan terjadi perbedaan yang signifikan (berbeda nyata) maka akan dilakukan uji lanjut BNT (beda nyata terkecil) taraf 5%, sedangkan untuk mengetahui kelayakan usahatani ini data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis usahatani yaitu analisis R/C atau rasio penerimaan dan biaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tingkat kerapatan benih bawang merah 2 g/m2, 3 g/m2, 4 g/m2, dan 5 g/m2 tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman, tetapi berpengaruh nyata terhadap hasil umbi segar per petak dan umbi kering per petak. Usahatani umbi bibit bawang merah asal TSS pada beberapa tingkat kerapatan benih 2 g/m2, 3 g/m2, 4 g/m2, dan 5 g/m2 layak diusahakan dengan nilai R/C ratio > 1, nilai R/C ratio tertinggi diperoleh pada kerapatan benih 4 g/m2 (K3) dengan nilai R/C ratio 1,13.