Detail Cantuman

RINGKASAN

Perbanyakan Tanaman Begonia Secara In Vitro di Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali.Ahmad Muzakki, NIM. A41130473, Tahun 2017, Program Studi Teknik Produksi Benih, Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember, Dwi Rahmawati SP, MP. (Pembimbing I), Tri Warseno SP. (Pembimbing II).

Begonia merupakan salah satu tanaman hias yang sangat populer. Bentuk tanaman serta bunganya memiliki estetika tinggi, sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Sehingga, tanaman Begonia memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Selain itu,keanekaragaman spesiesBegoniadi Indonesia merupakan salah satu kekayaan sumberdaya genetik yang harus dilestarikan dan dikembangkan.
Perbanyakan tanaman Begonia biasa dilakukan secara konvensional maupun secara modern.. Perbanyakan konvensional dilakukan dengan cara stek daun atau batang dan penanaman umbi atau biji. Sedangkan secara moderen dilakukan dengan kultur in vitro menggunakan eksplan biji dan jaringan tanaman lainnya. Perbanyakan Begonia secara in vitro dilakukan pada tanaman yang masih memiliki jumlah spesimen sedikit. Sehingga mampu menghasilkan tanaman Begonia dalam jumlah besar dengan waktu lebih singkat. Karena perbanyakan secara in vitro lebih efektif dan efisien.
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini merupakan pengembangan wawasan, pengalaman, keterampilan mahasiswa dalam dunia kerja.Kegiatan tersebut merupakan upaya agar mahasiswa memiliki kompetensi dalam suatu jenis pekerjaan tertentu dibidang perbenihan tanaman. Kegiatan yang dilakukan adalah wawancara, praktek secara langsung dan studi pustaka.
Kegiatan PKL ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017 – Mei 2017 di BKT-KREKB.Kegiatan penanaman terdiri dari kultur biji, kultur Meristem, kultur anter. Kemudian subkultur dengan media MS0dan aklimatisasi planlet di rumah kaca.
 
Hasil kegiatan PKL yang telah dilakukan di BKT-KREKByaitu mengembangkan dan memperbanyak tanaman Begonia dengan teknik in vitro. Faktor penentu keberhasilan perbanyakan tanaman begonia secara in vitro adalah jenis eksplan yang digunakan, media tanam yang sesuai, kondisi yang aseptik, kondisi lingkungan yang sesuai dan keterampilan pelaksana.