Detail Cantuman

RINGKASAN

Proses Oksidasi Enzim dan Pengeringan Teh di PT. PAGILARAN oleh Tri Aneka Sidik Utomo. Teh (camellia sinensis) merupakan tanaman yang berasal dari sub tropis yang terletak pada suhu 25-35 0C . Namun tanaman ini dapat tumbuh pada daerah tropis dengan ketinggian 200-2000 meter di atas permukaan laut (MDPL) dengan suhu 14-25 0C.
Teh merupakan tanaman yang populer dan sudah tidak asing untuk di konsumsi masyarakat indonesia. Sebagai salah satu minuman yang sering di konsumsi masyarakat setelah air putih, di perkirakan tidak kurang dari 120 ml setiap harinya. Sebagai minuman yang di gemari konsumen sebagai bahan penyegar, teh juga memiliki khasiat untuk menjaga kesehatan karena kandungan nutrisi esensial yang terdapat didalamnya. Pucuk daun teh memiliki tiga komponen yang dapat mempengaruhi mutunya, kafein merupakan zat yang memberikan efek simultan, tannin merupakan zat yang memberikan kekuatan rasa sepat dan diketahui dapat menghambat penyerapan mineral besi. Zat lain yang terdapat di dalam teh yaitu polifenol, polifenol merupakan anti oksidan yang kekuatannya 100x lebih efektif di bandingkan vitamin C dan 25x lebih tingi di bandingkan vitamin E. Polifenol bermanfaaat untuk mencegah radikal bebas yang dapat merusak DNA dan bisa menghentikan perkembanganbiakan sel kanker serta dapat mengurangi kerusakan sel sehingga proses penuaan menjadi lambat.
Teh didapatkan melaui hasil pengolahan pucuk daun teh. Berdasarkan cara pengolahan nya, teh di bagi menjadi 3 jenis yaitu teh hitam (black tea), teh hijau (green tea), dan teh oolong (oolong tea), perbedaan dari ketiga teh tersebut terletak pada proses fermentasinya. Teh hijau tidak mengalami proses fermentasi, teh oolong mengalami setengah proses fermentasi sedangkan teh hitam mengalami proses fermentasi. Salah satu penghasil teh hitam di Indonesia adalah PT. Pagilaran. Teh hitam merupakan teh kering hasil pengolahan pucuk daun muda termasuk tangkainya dari tanaman camellia sinensis yaitu melalui tahapan fermentasi .
Sistem pengolahan teh hitam di indnesia terbagi menjadi dua yaitu sistem ortodok (Ortodok murni dan Ortodok rotervane). Dan sistem CTC, sistem murni