TEKNIK PENYIMPANAN BENIH UMBI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN CIKOLE LEMBANG JAWA BARAT
RINGKASAN
Teknik Penyimpanan Benih Umbi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Di Balai Penelitian Tanaman Sayuran Cikole Lembang Jawa Barat, Ainiy Yatul Fitriyah, NIM A41140591, Tahun 2018, 66 hlm, Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember, Dr. Ir. Suharjono, MP (Dosen Pembimbing), Chotimatul Azmi, SP., M.Agr (Pembimbing lapang)
Bawang merah merupakan salah satu jenis sayuran yang digunakan sebagai bahan atau bumbu penyedap makanan, obat tradisional atau bahan untuk industri makanan yang saat ini berkembang dengan pesat. Tanaman bawang merah di Indonesia banyak dibudidayakan di daerah dataran rendah yang beriklim kering dengan suhu agak panas dan cuaca cerah. Musim tanam bawang merah biasanya pada bulan April dan Oktober, di Indonesia terdapat beberapa daerah yang menjadi sentra produksi bawang merah yaitu Cirebon, Brebes, Tegal, Kuningan, Wates, Lombok Timur, Majalengka, dan Samosir. Kebutuhan akan bawang merah berdasarkan permintaan domestik pada tahun 2010 mencapai 976.284 ton yang terdiri dari konsumsi 824.284 ton, benih 97.000 ton, industri 20.000 ton dan ekspor 35.000 ton. Kondisi perbenihan bawang merah (Allium ascalonicum L.) di Indonesia perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius. Hal ini karena petani masih menggunakan benih asal-asalan dan tidak bersertifikat sehingga benih yang digunakan kurang bermutu. Balai Penelitian Tanaman Sayuran merupakan salah satu lembaga penelitian pemerintah yang bergerak dibidang tanaman hortikultura atau sayuran. Oleh karena itu, untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam teknik penyimpanan umbi bawang merah yang digunakan sebagai bibit untuk bahan tanam dilain waktu maka mahasiswa perlu melaksanakan kegiatan praktek kerja lapang di Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pelaksanaan praktek kerja lapang dilakukan sebagai upaya untuk pengembangan wawasan, pengalaman, keterampilan mahasiswa yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam bidang yang di tempuhnya.vii Hasil dari kegiatan PKL yang telah dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) yaitu tahapan dalam produksi benih umbi bawang merah meliputi Persiapan dan Pengolahan Lahan, Persiapan Benih sumber, Penanaman, Pemeliharaan atau perawatan, Roguing, Panen, dan Pascapanen. Kegiatan Pascapanen yang dilakukan yaitu teknik pengeringan dan teknik penyimpanan. Salah satu tahapan yang sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas benih umbi bawang merah yaitu kegiatan penyimpanan. Kegiatan penyimpanan mencangkup pengeringan, pengapuran, pemberian label, dan teknik penyimpanan benih umbi bawang merah. Teknik Pengeringan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) menggunakan suatu teknologi sistem pengeringan berupa bangunan atau ruang pengering yang memiliki daya tampung 5 ton. Atap bangunan menggunakan fibre transparan berguna untuk menahan panas dalam ruangan pengering yang dilengkapi dengan aerasi udara (ballwindo) berfungsi mengatasi udara panas dan kotoran dalam ruangan serta mengurangi kelembaban. Pada ruangan pengeringan di lengkapi dengan rak dan palet. Rak pengering dibuat dari bambu dengan ukuran panjang x lebar (7,6 m x 1 m) dan tinggi 2 – 2,5 m. Umbi bawang merah yang dikeringkakan di letakkan pada rak-rak selama ± 12 hari. Pengapuran dilakukan dengan ditaburkan pada umbi bawang merah satu ikatan umbi bawang merah ditaburi 2-5 gram, tujuan dari pengkapuran tersebut untuk menurunkan kelembaban di sela-sela bagian dalam ikatan bawang merah karena pada saat penyimpanan kelembaban yang tinggi dapat mengakibatkan umbi benih bawang merah busuk. Bawang merah yang digunakan untuk benih umbi dilakukan penyimpanan dalam bentuk ikatan dan digantung pada rak-rak bambu gudang penyimpanan dengan suhu 29˚C dan kelembaban 55-65% dengan periode simpan 2-3 bulan. Pada ruang simpan tinggi (29 ˚C) dapat menjaga kualitas umbi. Benih umbi bawang merah memiliki rata- rata kadar air, susut bobot, umbi tunas dan kekerasan sebesar 83.4, 15.5, 0, dan 2,54. Hal ini dapat dinyatakan bahwa pada suhu ruang penyimpanan 29 ˚C sangat baik digunakan untuk benih umbi bawang merah pada daerah Cikole Lembang Bandung Jawa Barat, berbeda daerah maka berbeda pula teknik penyimpanan benih umbi bawang merah.
Detail Information
Bagian |
Informasi |
Pernyataan Tanggungjawab |
Ainiy Yatul Fitriyah |
Pengarang |
Ainiy Yatul Fitriyah - Personal Name (Pengarang) |
Edisi |
Publish |
No. Panggil |
|
Subyek |
TEKNIK PRODUKSI BENIH
|
Klasifikasi |
|
Judul Seri |
|
GMD |
Text |
Bahasa |
English |
Penerbit |
|
Tahun Terbit |
2018 |
Tempat Terbit |
|
Deskripsi Fisik |
20 Cm |
Info Detil Spesifik |
|
Citation
Ainiy Yatul Fitriyah. (2018).
TEKNIK PENYIMPANAN BENIH UMBI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN CIKOLE LEMBANG JAWA BARAT(Publish).:
Ainiy Yatul Fitriyah.
TEKNIK PENYIMPANAN BENIH UMBI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN CIKOLE LEMBANG JAWA BARAT(Publish).:,2018.Text
Ainiy Yatul Fitriyah.
TEKNIK PENYIMPANAN BENIH UMBI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN CIKOLE LEMBANG JAWA BARAT(Publish).:,2018.Text
Ainiy Yatul Fitriyah.
TEKNIK PENYIMPANAN BENIH UMBI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN CIKOLE LEMBANG JAWA BARAT(Publish).:,2018.Text