Detail Cantuman

RINGKASAN
ProsesPengendalianPersediaanStokRokokBatanganPadaBuffer Stock Di Unit (SKT) Tanjungkarang PT Djarum Kudus Jawa Tengah,SawildaNiatilla, Nim D41140334, Tahun 2018, 66hlm., ManajemenAgribisnis, PoliteknikNegeriJember, WennyDhamayanthi, SE, M.Si (AnggotaPenguji), danDr. Tanti Kustiari, S.Sos, M.Si(KetuaPenguji / Pembimbing).
Praktek Kerja Lapang (PKL) merupakan kegiatan akademik yang tercantum pada kurikulum Program Studi Manajemen Agroindustri, Jurusan Manajemen Agribisnis, Politeknik Negeri Jember. Praktek Kerja Lapang (PKL) merupakan suatu upaya yang dilakukanuntuk meningkatkan keterampilan dan kecakapan dalam dunia kerja, sehinggamenambah wawasan baru pada mahasiswa untuk memiliki keterampilan yang khusus dan meningkatkan keahlian yang professional dalam melakukan suatu pekerjaan.
Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan pada Unit Sigaret Kretek Tangan (SKT) Tanjungkarang, PT. Djarum Kudus Jawa Tengah yang dilakukan pada semester akhir (8) dengan akumulasi waktu 512 jam atau setara dengan 3 bulan. Penempatan untuk kegiatan Praktek Kerja Lapang ini merupakan tempat proses produksi rokok sigaret kretek tangan yaitu tempat pembuatan rokok kretek secara manual hanya menggunakan alat giling rokok.
Persaingan bisnis yang semakin ketat memicu perusahaan melakukan berbagai macam strategi dalam menghasilkan produktivitas yang maksimal terkait dengan kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu untuk menghasilkan jenis rokok kretek yang bermutu tinggi.Pengendalian persediaan barang menentukan kelancaran proses produksi yang dilakukan oleh suatu industry dalam mencapai efisiensi dan efektivitas kerja dengan melalui perencanaan yang baik dalam memenuhi jumlah persediaan barang.
Unit Sigaret Kretek Tangan (SKT) Tanjung karang, PT. Djarum Kudus Jawa Tengah merupakan tempat pabrik untuk melakukan proses produksi rokok sigaret kretek tangan dari tahap awal proses produksi hingga tahap proses pengiriman. Produk yang diproduksi di Unit SKT Tanjung karang terdiri dari rokok Djarum Cokelat Extra, Djarum Coklat dan Djarum Cokelat Tin Case.
Proses produksi rokok kretek di Unit SKT Tanjung karang terlebih dahulu menentukan jumlah produksi rokok kretek Djarum Coklat Extra, Djarum Cokelat, dan Djarum Cokelat Tin Case agar stok rokok yang diproduksi sesuai dengan jumlah permintaan pasar, setelah itu menentukan jumlah kebutuhan bahan baku yang akan digunakan untuk melakukan proses produksi agar bahan baku yang digunakan sesuai dengan jumalah target produksi yang telah ditetapkan dan mensupply bahan baku sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan oleh Unit SKT Tanjung karang. Proses produksi di Unit SKT Tanjung karang terdiri dari proses produksi giling yaitu tempat pembuatan rokok kretek batangan, proses produksi pak yaitu mengemas rokok batangan dalam bentuk pak, proses produksi pres yaitu mengemas rokok pak dalam bentuk pres, proses produksi bal yaitu mengemas rokok pres dalam bentuk bal, proses produksi box yaitu mengemas rokok bal dalam bentuk box. Setelah proses produksi selesai barang yang sudah selesai di produksi kemudian di letakkan di tempat bagian finish good untuk memudahkan pengambilan barang yang akan dikirim kepasaran dengan melalui PT. Suarniga yang bekerja sama dengan PT. Djarum untuk distribusi produk.
Unit Sigaret Kretek Tangan (SKT) Tanjung karang tidak mampu memenuhi kebutuhan persediaan stok rokok batangan pada Buffer Stock sehingga persediaan rokok batangan pada Buffer Stock sering kali habis sehingga proses produksi pak untuk mengemas rokok batangan dalam bentuk pak terjadi Delay atau penundaan waktu kerja. Terjadinya Delay atau penundaan waktu kerja dapat mengakibatkan terjadinya pemborosan waktu kerja sehingga perusahaan tidak dapat mencapai efektivitas kerja dengan optimal.
Pengendalian persediaan stok rokok batangan pada Buffer Stock di Unit SKT Tanjung karang dapat dilakukan dengan cara mengetahui bagaimana kondisi persediaan stok rokok batangan pada Buffer Stock melalui pengamatan, kemudian absensi Giling dan Pak dibandingkan dengan nilai perbandingan ideal 2:1 dan mencari factor penyebab persediaan stok rokok batangan dengan nilai frekuensi melalui pendapat supervisor dan menurunkannya pada diagram ishikawa untuk menentukan sebab akibat persediaan stok rokok batangan pada Buffer Stock di Unit SKT Tanjungkarang.