PENGARUH SUHU RUANG DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP LAJU DETERIORASI BENIH BAYAM (Amaranthussp)
MitaGalihAyuPramestty - Personal Name (Pengarang)
Text
English
2017
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN : PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH
RINGKASAN
Pengaruh Suhu Ruang Dan Periode Simpan Terhadap Laju Deteriorasi Benih Bayam (Amaranthus sp). Mita Galih Ayu Pramestty, NIM.A41130939, Tahun 2016, 88 hlm, Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember, Ir. Mochamat Bintoro, MP (Pembimbing I) dan Dwi Rahmawati, SP, MP (Pembimbing II).
Tanaman bayam (Amarathus spp) merupakan tanaman holtikultura yang dalam 5 tahun terakhir mengalami kenaikan dan penurunan disebabkan oleh kurang tersedianya benih bermutu bagi para petani. Upaya yang dapat dilakukan agar ketersediaan benih untuk petani dapat terpenuhi adalah penyimpanan benih yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suhu pada ruang simpan dengan periode simpan benih bayam (Amarathus spp) terhadap laju kemunduran benih (deteriorasi). Kegiatan penelitian ini dilakukan selama 6 bulan. Dimulai dari hari selasa tanggal 26 Mei 2016, sampai pada hari sabtu tanggal 5 Desember 2016. PT EAST WEST SEED Jl.Basuki Rahmat gang SMPN 8 No. 19 Muktisari, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) Faktorial dengan menggunakan 2 faktor. Faktor pertama suhu (S) yang meliputi Suhu Rendah 20-21oC (S1) dan Suhu fluktuatif 30-33oC (S2), dan faktor kedua periode simpan (P) yang meliputi 0 hari (P0), 20 hari (P1), 40 hari (P2), 60 hari (P3), 80 hari (P4), 100 hari (P5), 120 hari (P6), 140 hari (P7), 160 hari (P8), dan 180 hari (P9). Pada setiap perlakuan dilakukan masing-masing 3 ulangan sehingga memperoleh 60 unit percobaan. Data yang diperoleh diuji dengan uji F (Anova) dan apabila menunjukkan hasil yang significant atau berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) taraf 5% atau 1%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan suhu ruang (S) berpengaruh nyata terhadap parameter daya kecambah dan keserempakan tumbuh benih, serta berpengaruh sangat nyata terhadap parameter kadar air dan kecepatan tumbuh
ix
benih, namun tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap parameter berat kering kecambah normal. Pada perlakuan periode simpan (P) berpengaruh nyata terhadap parameter berat kering kecambah normal, serta berpengaruh sangat nyata terhadap parameter kadar air, daya kecambah, kecepatan tumbuh dan keserempakan tumbuh benih. Perlakuan interaksi antara suhu ruang dan periode simpan (S*P) berpengaruh sangat nyata terhadap parameter kadar air dan kecepatan tumbuh benih, sedangan tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap parameter daya kecambah, keserempakan tumbuh benih dan berat kering kecambah normal. Suhu (S) ruang simpan berpengaruh nyata terhadap parameter daya kecambah (86,99%), dan keserempakan tumbuh (86,30%), sedangankan pada parameter kadar air (8,16%) dan kecepatan tumbuh benih (27,85%/etmal) berpengaruh sangat nyata. Perlakuan suhu (S) yang terbaik adalah pada suhu rendah (S1). Periode simpan (P) berpengaruh sangat nyata terhadap parameter kadar air, daya kecambah, kecepatan tumbuh benih, dan keserempakan tumbuh benih, sedangkan pada parameter berat kering kecambah normal berpengaruh nyata. Pada perlakuan periode simpan (P) berpengaruh sangat nyata terhadap parameter kadar air (8,16%) terjadi pada periode simpan (P6), daya kecambah (87,78%) terjadi pada periode simpan (P3), kecepatan tumbuh benih (27,85%/etmal) terjadi pada periode simpan (P8), keserempakan tumbuh benih (87,22%) terjadi pada periode simpan (P3), sedangkan berpengaruh nyata terhadap terhadap parameter berat kering kecambah normal (0,63 mg) terjadi pada periode simpan (P5). Interaksi perlakuan suhu dan periode simpan (S*P) berpengaruh sangat nyata terhadap parameter kadar air dengan presentase terbaik yaitu 8,16% yang disimpan pada suhu rendah 20oC dan periode simpan 120 hari (S1P6) dan kecepatan tumbuh benih dengan presentase tertinggi yaitu 27,85%/etmal yang disimpan pada suhu rendah 20oC dan periode simpan 160 hari (S1P8).
Detail Information
Bagian |
Informasi |
Pernyataan Tanggungjawab |
MitaGalihAyuPramestty |
Pengarang |
MitaGalihAyuPramestty - Personal Name (Pengarang) |
Edisi |
Publish |
No. Panggil |
|
Subyek |
TEKNIK PRODUKSI BENIH
|
Klasifikasi |
|
Judul Seri |
|
GMD |
Text |
Bahasa |
English |
Penerbit |
PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH |
Tahun Terbit |
2017 |
Tempat Terbit |
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN |
Deskripsi Fisik |
20cm |
Info Detil Spesifik |
|
Citation
MitaGalihAyuPramestty. (2017).
PENGARUH SUHU RUANG DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP LAJU DETERIORASI BENIH BAYAM (Amaranthussp)(Publish).JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN:PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH
MitaGalihAyuPramestty.
PENGARUH SUHU RUANG DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP LAJU DETERIORASI BENIH BAYAM (Amaranthussp)(Publish).JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN:PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH,2017.Text
MitaGalihAyuPramestty.
PENGARUH SUHU RUANG DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP LAJU DETERIORASI BENIH BAYAM (Amaranthussp)(Publish).JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN:PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH,2017.Text
MitaGalihAyuPramestty.
PENGARUH SUHU RUANG DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP LAJU DETERIORASI BENIH BAYAM (Amaranthussp)(Publish).JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN:PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH,2017.Text