Detail Cantuman

RINGKASAN
Kering Kandang Sapi Perah di PT Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS), Indah Sari M. Pohan, NIM. C31132220, Tahun 2017, 42 halaman, Produksi Ternak, Politeknik Negeri Jember, Dr. Hariadi Subagja, S.Pt., MP. (Pembimbing I) dan Anang Febri Prasetyo S.Pt., M.Sc. (Pembimbing II).

Periode kering adalah fase penting dalam siklus laktasi sapi perah. Kering kandang adalah masa sapi dalam keadaan kebuntingan tua dan dihentikannya pemerahan pada 45 hari sebelum melahirkan. Kering kandang bertujuan untuk mengembalikan kondisi ambing dan memberi kesempatan pergantian sel-sel epitelium yang rusak selama laktasi serta untuk mencapai kondisi tubuh yang prima ketika melahirkan. Penerapan kering kandang yang baik akan dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan produksi susu pada laktasi berikutnya.
Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur-prosedur yang dilakukan pada saat melakukan kering kandang sapi perah di PT UPBS. Pengamatan ini dilaksanakan pada tanggal 8–13 Agustus 2016 bertempat di Jalan Raya Pangalengan No. 340 Desa Marga Mekar, Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan pengamatan terhadap sapi kering kandang di PT UPBS serta melakukan wawancara dengan dokter hewan dan karyawan serta dilengkapi dengan studi literatur.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa prosedur kering kandang di PT UPBS mencakup pemisahan sapi, pemeriksaan kebuntingan, pemeriksaan kuku, pemberian vaksin, pemberian tanda serta melakukan pemerahan terakhir dengan tambahan penyuntikan penyumbat puting dan antibiotik. Kering kandang di PT UPBS meliputi 2 kategori yaitu kering kandang normal dan kering kandang early (kering kandang dini). Kering kandang normal memiliki rata-rata produksi susu 10,07 liter menjelang dikering-kandangkan atau pada saat kebuntingan 230 hari, sedangkan kering kandang early memiliki rata-rata produksi susu 4 liter dengan lama bunting yang bervariasi.