Detail Cantuman

RINGKASAN
Pengaruh Ketebalan Media Dalam Budidaya Jamur Merang (Volvariella volvacea) Tanpa Hara Di Paguyuban Kaola Mandiri Rambipuji, Kabupaten Jember, Akrim Muhroni, Nim A31140613, Tahun 2017, 41 hlm, Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember, Eliyatiningsih, SP, M.Sc (Dosen Pembimbing Utama) dan Riyanto (Pembimbing Lapang).

Praktek Kerja Lapang (PKL) merupakan program kurikulum yang tercantum di akhir semester enam yang bertujuan memberikan sebuah gambaran kepada mahasiswa tentang dunia kerja yang sesungguhnya. Terpilihnya Paguyuban Kaola Mandiri sebagai tempat PKL karena Paguyuban Kaola Mandiri merupakan suatu komunitas petani jamur merang yang benar – benar mandiri dan memperoleh beberapa prestasi tingkat nasional. Paguyuban Kaola Mandiri dapat dijadikan sebagai sarana tempat belajar bagaimana cara budidaya jamur merang dengan berbagai teknik produksi dan manajemennya sesuai dengan SOP yang diterapkan. Kegiatan budidaya jamur merang sebenarnya tidaklah terlalu sulit, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipahami salah satunya adalah pembuatan media. Media yang dibuat tidak ditambahkan zat aditif seperti kapur dan dedak sehingga dapat dikatakan budidaya jamur merang tanpa hara. Sumber nutrisi seperti karbohidrat, karbon dan nitrogen dalam proses budidaya jamur merang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya ketebalan media. Ketebalan media yang dijadikan sebagai perlakuan oleh pihak Paguyuban Kaola Mandiri untuk budidaya jamur khususnya jamur merang putih idealnya adalah 30 cm. Keunggulan menggunakan media dengan ketebalan 30 cm adalah masa panen jamur merang dalam satu kali produksi semakin panjang dan dapat berpengaruh pada diameter tubuh jamur merang yang disebabkan karena kandungan nutrisi pada media semakin banyak.

Produksi jamur merang di Paguyuban Kaola Mandiri dalam satu kumbung dengan ketebalan media 30 cm memperoleh hasil panen 91 kg untuk lima belas rak. Usaha tani jamur merang dengan ketebalan media 30 cm, hasil pendapatannya adalah Rp. 1.820.000 dengan keuntungan Rp.727.437,5. BEP harga jamur merang adalah Rp.12.006.18 yang artinya akan memperoleh titik impas jika harga penjualan jamur merang 1 kg sebesar Rp.12.006.18. BEP produksi jamur merang adalah 54,62 Kg yang artinya akan diperoleh titik impas jika produksi jamur merang sebanyak 54,62 Kg. B/C ratio jamur merang sebesar 0,66 yang artinya setiap Rp. 1 yang dikeluarkan akan menghasilkan keuntungan sebanyak Rp.0,66. R/C ratio dalam budidaya jamur merang diperoleh 1,66, nilai tersebut lebih besar dari satu yang artinya budidaya dengan perlakuan ini layak diusahakan. Modal biaya produksi dalam berbudidaya jamur merang dengan perlakuan ketebalan media akan kembali pada 90 hari atau 3 bulan.