TEKNIK BUDIDAYA BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) SECARA BIBIT UMBI DAN BIJI BOTANI (TSS) DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN LEMBANG, BANDUNG
RINGKASAN
Teknik Budidaya Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Secara Bibit Umbi
Dan Biji Botani (Tss) Di Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang,
Bandung . Charis Al Faiz, A41141119, Tahun 2018, hlm, Produksi Pertanian,
Politeknik Negeri Jember. Dr.Ir. Suharjono, MP (Pembimbing I) dan Chotimatul
Azmi SP, M. Agr, (Pembimbing II).
Politeknik Negeri Jember merupakan perguruan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan berbasis vokasional, yaitu program pendidikan yang
menekankan pada proses belajar mengajar pada tingkat keahlian dan mampu
melaksanakan serta mengembangkan standar – standar ilmu pengetahuan secara
spesifik yang kemudian hari tenaga dan keterampilan tersebut dibutuhkan oleh
industri maupun badan instansi terkait.
Sejalan dengan tuntutan peningkatan sumber daya manusia yang handal,
maka Politeknik Negeri Jember di tuntut untuk mewujudkan pendidikan akademik
yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan industri maupun badan instansi
terkait. Banyak kegiatan penunjang untuk mewujudkan hal tersebut, salah satunya
adalah Praktek Kerja Lapang (PKL).
Tujuan umum dari Praktek Kerja Lapang adalah meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan serta pengalaman kerja bagi mahasiswa mengenai kegiatan dan
proses kerja di perusahaan/industri/instansi dan unit bisnis strategis lainnya yang
layak dijadikan tempat PKL.
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, dari
tanggal 01 Maret 2018 sampai dengan 31 Mei 2018. Kegiatan PKL ini dilaksanakan
di BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) KP (kebun percobaan) Serpong
selama 1 bulan 3 minggu dan dilaksanakan di BALITSA (Balai Penelitian Tanaman
Sayuran) kebun Margahayu selama 1 bulan 1 minggu. Metode yang digunakan
selama kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah observasi, studi literatur, dan
partisipasi aktif.
Bawang merah umumnya ditanam saat awal musim kemarau atau di akhir
musim hujan di lahan sawah dengan persediaan atau pengairan yang cukup.vii
Keberhasilan usaha tani bawang merah di musim hujan, ditentukan oleh
kemampuan budidaya khususnya dalam mengatasi masalah hama atau penyakit
tanaman, pemilihan varietas, pengolahan lahan yang tepat dan pemupukan tanaman
yang efisien.
Teknik budidaya bawang merah meliputi persiapan lahan, penanaman,
perawatan, roguing, panen, dan penanganan pasca panen. Pada umumnya bawang
merah di produksi secara vegetatif dengan bibit umbi yang sudah disimpan selama
2 – 3 bulan setelah panen, karena dalam rentang waktu tersebut bibit umbi sudah
melewati masa dormansi dan siap untuk ditanam.
Persiapan sumber benih dari bibit umbi meliputi sortasi dan pembersihan umbi
dari lapisan daun yang sudah kering. Proses sortasi merupakan kegiatan memilih
dan memilah benih yang sesuai dengan kriteria bahan tanam
Penanaman bawang merah dapat dilakukan di lahan sawah tadah hujan, di lahan
tegalan pada musim hujan dan tidak terdapat pohon naungan, karena bawang merah
menghendaki cahaya dan penyinaran penuh.
Produksi bawang merah dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif,
secara vegetatif dengan menggunakan bibit umbi yang sudah melewati masa
dormansi, bernas, mempunyai ukuran umbi yang besar dan bebas dari penyakit.
Sedangkan budidaya secara menggunakan biji botani atau yang disebut dengan TSS
(True Shallot Seed). TSS merupakan benih yang berasal dari bunga tanaman
bawang merah yang dapat berbunga optimal di lahan kering dataran tinggi dan
mampu dipanen benih nya saat masak fisiologis pada umur 105 – 110 hari. Masa
simpan dari TSS dapat mencapai 1 tahun pada suhu rendah.
Persiapan sumber benih dari biji botani / TSS meliputi sortasi dan pembersihan
biji dari kulit kapsul yang sudah kering. Proses sortasi merupakan kegiatan memilih
dan memilah benih yang sesuai dengan kriteria bahan tanam.
Hasil studi pustaka yang telah di ulas pada pembahasan, tentang perbedaan dan
potensi hasil budidaya bawang merah dengan menggunakan bahan tanam berupa
umbi bibit dan biji botani (TSS), menunjukan bahwa teknik budidaya bawang
merah untuk produksi umbi dapat dilakukan dengan menggunakan bahan tanam
berupa bibit umbi dan biji botani, dalam budidaya bawang merah menggunakanviii
bahan tanam bibit umbi sedikit lebih baik dibandingkan dengan biji botani, hal
tersebut dapat diamati pada parameter bobot umbi basah, bobot umbi kering, dan
susut bobot umbi, perlakuan jarak tanam dan kerapatan tanam, semakin rapat jarak
tanaman maka semakin rendah nilai bobot umbi basah, bobot umbi kering dan susut
bobot namun tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman.
Detail Information
Bagian |
Informasi |
Pernyataan Tanggungjawab |
Charis Al Faiz |
Pengarang |
Charis Al Faiz - Personal Name (Pengarang) |
Edisi |
Publish |
No. Panggil |
|
Subyek |
TEKNIK PRODUKSI BENIH
|
Klasifikasi |
|
Judul Seri |
|
GMD |
Text |
Bahasa |
English |
Penerbit |
|
Tahun Terbit |
2018 |
Tempat Terbit |
|
Deskripsi Fisik |
20 Cm |
Info Detil Spesifik |
|
Citation
Charis Al Faiz. (2018).
TEKNIK BUDIDAYA BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) SECARA BIBIT UMBI DAN BIJI BOTANI (TSS) DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN LEMBANG, BANDUNG(Publish).:
Charis Al Faiz.
TEKNIK BUDIDAYA BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) SECARA BIBIT UMBI DAN BIJI BOTANI (TSS) DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN LEMBANG, BANDUNG(Publish).:,2018.Text
Charis Al Faiz.
TEKNIK BUDIDAYA BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) SECARA BIBIT UMBI DAN BIJI BOTANI (TSS) DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN LEMBANG, BANDUNG(Publish).:,2018.Text
Charis Al Faiz.
TEKNIK BUDIDAYA BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) SECARA BIBIT UMBI DAN BIJI BOTANI (TSS) DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN LEMBANG, BANDUNG(Publish).:,2018.Text