KAJIAN ZAT ANTIMIKROBA PADA EKSTRAK LIMBAH SAYURAN TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Bacillus cereus dan Listeria monocytogenes
Devi Vilanda Sabilla - Personal Name (Pengarang)
Text
English
2020
: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
RINGKASAN
Kajian Zat Antimikroba Pada Ekstrak Limbah Sayuran Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Bacillus cereus dan Listeria monocytogenes, Devi Vilanda Sabilla, Nim B32171377, Tahun 2020, 48 hlm., Teknologi Pertanian, Politeknik Negeri Jember, Dr. Titik Budiati, STp.MT.MSc. (Pembimbing I). Ekstrak limbah sayuran (kulit jengkol, kulit petai, kulit lamtoro, batang simbukan dan daun beluntas) mengandung senyawa metabolit fenolik dan flavonoid. Berdasarkan penelitian dan review yang telah dilakukan melaporkan bahwa fenolik dan flavonoid memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri patogen khususnya bakteri gram positif Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, dan Listeria monocytogenes. Sehingga berpotensi sebagai bahan pengawet alami pada produk olahan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak limbah sayuran terhadap zona hambat bakteri Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, dan Listeria monocytogenes dan mengetahui kandungan flavonoid dan total fenolik yang terdapat pada limbah sayuran (kulit jengkol, kulit petai, kulit lamtoro, batang simbukan dan daun beluntas). Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktorial yaitu ekstrak limbah sayuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak limbah sayuran (kulit jengkol, kulit petai, kulit lamtoro, batang simbukan dan daun beluntas) signifikan terhadap zona hambat Staphylococcus aureus, Bacillus cereus dan Listeria monocytogenes namun ekstrak kulit petai lebih efektif terhadap Staphylococcus aureus dan Listeria monocytogenes dan ekstrak kulit jengkol lebih efektif Bacillus cereus. Ekstrak limbah sayuran (kulit jengkol, kulit petai, kulit lamtoro, batang simbukan dan daun beluntas) mengandung senyawa flavonoid yang terdapat dalam 4 kelompok yaitu flavon (apigenin dan luteolin),flavonol (kaempfenol, dan quercetin myricetin), flavanon (naringenin, hespenetin), flavanol (catechins dan gallocettechin), senyawa polifenol seperti gallic acid dan coumarie acid. Senyawa flavonid dan fenolik dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, dan Listeria monocytogenes. Total fenolik tertinggi dari ekstrak limbah sayuran adalah ekstrak kulit petai 4,441 mgGAE/g.
Detail Information
Bagian |
Informasi |
Pernyataan Tanggungjawab |
Devi Vilanda Sabilla |
Pengarang |
Devi Vilanda Sabilla - Personal Name (Pengarang) |
Edisi |
Publish |
No. Panggil |
|
Subyek |
TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
|
Klasifikasi |
|
Judul Seri |
|
GMD |
Text |
Bahasa |
English |
Penerbit |
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN |
Tahun Terbit |
2020 |
Tempat Terbit |
|
Deskripsi Fisik |
20 CM |
Info Detil Spesifik |
|
Citation
Devi Vilanda Sabilla. (2020).
KAJIAN ZAT ANTIMIKROBA PADA EKSTRAK LIMBAH SAYURAN TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Bacillus cereus dan Listeria monocytogenes(Publish).:PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
Devi Vilanda Sabilla.
KAJIAN ZAT ANTIMIKROBA PADA EKSTRAK LIMBAH SAYURAN TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Bacillus cereus dan Listeria monocytogenes(Publish).:PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN,2020.Text
Devi Vilanda Sabilla.
KAJIAN ZAT ANTIMIKROBA PADA EKSTRAK LIMBAH SAYURAN TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Bacillus cereus dan Listeria monocytogenes(Publish).:PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN,2020.Text
Devi Vilanda Sabilla.
KAJIAN ZAT ANTIMIKROBA PADA EKSTRAK LIMBAH SAYURAN TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Bacillus cereus dan Listeria monocytogenes(Publish).:PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN,2020.Text